NATIVZEN.com – Bertepatan dengan momentum Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember setiap tahunnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia bersama dengan Bumilangit mengadakan Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas.
Acara yang digelar di Bloc Bar 2 (exfoya) MBloc Jakarta, berlangsung hingga 10 Desember 2023. Dengan moto “Kita bisa! Kita mampu!, Kita sama!, acara Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas ini juga didukung oleh Microsoft.
Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas dikemas dalam bentuk pameran seni, talkshow, dan lokakarya yang sejalan dengan tema besar Hari Disabilitas Internasional, yakni “United in action to rescue and achieve the SDGs for, with and by persons with disabilitiesâ€.
“Inisiatif PBB bersama Bumilangit ini akan menantang persepsi keliru dengan menampilkan kemampuan dan pencapaian luar biasa dari seniman penyandang disabilitas,” ucap Valerie Julliand, Resident Coordinator Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia.
Sementara itu, Bismarka Kurniawan, CEO Bumilangit Entertainment menyebutkan bahwa menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO) sekitar 80% kaum muda penyandang disabilitas tidak terlibat dalam pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan.
“Adapun kebutuhan untuk mewujudkan masa depan inklusif ini semakin mendesak. Disabilitas dapat mempengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, etnisitas, atau status sosial,” kata Bismarka Kurniawan.
Turut hadir dalam acara ini adalah Juliana Cen, Senior Partner Development Manager di Microsoft Indonesia, yang menjadi salah satu pembicara kunci. Juliana berbicara tentang bagaimana teknologi menjadi bagian dari perjalanan bagi penyandang disabilitas.
“Teknologi juga dapat memberdayakan penyandang disabilitas untuk berkontribusi pada masyarakat dan ekonomi, serta menunjukkan bakat dan keterampilan mereka. Hidup kita sangat terkait erat dengan teknologi yang berkembang secara pesat,” ucap Juliana.
Ditambahkan oleh Juliana bahwa Microsoft juga ingin memastikan tidak ada siapapun yang tertinggal, kita harus mampu memenuhi berbagai kebutuhan agar dapat menciptakan lingkungan di mana orang dengan berbagai kemampuan bisa diterima dengan baik.
Untuk mewujudkan lingkungan tersebut, menurut Juliana, teknologi harus bersifat inklusif, dan pandangan ini juga dimiliki oleh Microsoft. Microsoft berkomitmen untuk memajukan teknologi yang didorong oleh prinsip etika sekaligus menempatkan manusia di kursi terdepan.
“Microsoft mengedepankan prinsip inklusivitas dalam segala aspek, mendorong empati dan allyship untuk memberdayakan setiap individu dan organisasi di planet ini untuk mencapai lebih,” pungkas Juliana yang juga merupakan Accessibility Lead Microsoft ASEAN.
()