NATIVZEN.com – CES 2024 yang digelar awal bulan ini di Las Vegas, Amerika Serikat menyuguhkan deretan OEM laptop dan PC ternama meluncurkan jajaran mesin terbaru, dan dikabarkan akan segera diluncurkan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Mayoritas di antaranya adalah laptop atau PC dengan dukungan prosesor AMD dan Intel, yang diklaim memiliki fitur AI. Namun, sebelum semua perangkat tersebut memasuki banyak pasar, Microsoft mengungkapkan pedoman tentang apa yang memenuhi syarat sebagai laptop atau PC AI.
Menurut TrendForce, Microsoft mengatakan bahwa laptop dengan fitur AI harus memiliki RAM setidaknya 16GB. Langkah ini diperkirakan akan membuat orang menginginkan lebih banyak DRAM, dan membuat perangkat dengan RAM 8GB menjadi kurang populer.
Bisa dikatakan bahwa tren ke depan, diperkirakan aplikasi AI akan semakin dekat dengan pengguna, alias berada di dalam perangkat yang digunakan (AI on device). Artinya, aplikasi AI tidak melulu berada di server-server yang besar.
Oleh karena itu, untuk PC atau laptop dengan embel-embel AI ini, mereka perlu melakukan setidaknya 40 triliun operasi per detik (TOPS) agar bisa berjalan dengan optimal. Hal ini juga memicu persaingan besar antar pabrikan pembuat chip untuk laptop atau PC.
Saat ini, Snapdragon X Elite dari Qualcomm adalah satu-satunya chip yang mampu mencapai 45 TOPS, dan memenuhi persyaratan tersebut. Sementara itu, Intel Meteor Lake dan AMD Ryzen 8040 agak kedodoran untuk mencapai TOPS yang diperlukan.
Tetapi, AMD Ryzen 8050 terbaru dan Intel Lunar Lake, yang akan diluncurkan pada paruh kedua tahun 2024 ini seharusnya sudah cukup mampu melakukan itu. Dengan begitu, kita akan bisa segera merasakan laptop atau PC AI sesungguhnya.
Karena Qualcomm mengikuti aturan sejak dini, kini perusahaan yang dipimpin oleh Cristiano Amon tersebut berada dalam posisi yang baik untuk menjual produknya. “Ultrabook Windows AI†pertama akan menggunakan Snapdragon X Elite.
Sejumlah OEM ternama, seperti Dell, Lenovo, dan HP berencana membuat produk dengan teknologi Qualcomm. Tentu saja, hal ini menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi dua raksasa pabrikan prosesor ternama, Intel dan AMD yang memiliki posisi kuat di pasar PC.
Selain itu, pedoman yang dikatakan oleh Microsoft juga akan mempengaruhi jenis teknologi memori yang digunakan. Kedepannya, tentu saja banyak OEM yang mulai menggunakan LPDDR5x dibandingkan modul DDR SO-DIMM yang ada saat ini.
TrendForce juga berpendapat bahwa sekitar 30% hingga 35% permintaan DRAM PC akan ditujukan untuk LPDDR. Tentu saja, jumlah tersebut akan meningkat seiring dengan semakin menuntutnya persyaratan yang harus dipenuhi oleh laptop atau PC AI.
()