NativZen
Advertising Area

83% Pekerja Profesional di Asia Pasifik Telah Memakai AI

Data terbaru menunjukkan bahwa karyawan di Asia Pasifik menggunakan AI untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Advertising Area

NATIVZEN.com – Microsoft dan LinkedIn telah merilis Indeks Tren Kerja 2024 mengenai kondisi AI alias kecerdasan buatan di tempat kerja yang berjudul “AI di tempat kerja sudah hadir, sekarang masuk ke bagian yang sulit”.

Penelitian ini didasarkan pada survei terhadap 31.000 orang di 31 negara, tren tenaga kerja dan perekrutan di LinkedIn, triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365, serta penelitian terhadap pelanggan Fortune 500 yang menyangkut bagaimana AI memengaruhi cara orang bekerja.

Tahun 2024, AI begitu dimaksimalkan di tempat kerja. Penggunaan AI generatif di tempat kerja meningkat hampir dua kali lipat dalam enam bulan terakhir. LinkedIn melihat adanya peningkatan yang signifikan dalam jumlah profesional yang menambahkan keterampilan AI ke profil mereka.

Sebagian besar pemimpin perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak akan mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki keterampilan AI. Namun, banyak pemimpin di Asia khawatir bahwa perusahaan mereka kekurangan visi AI.

Di sisi lain, ada karyawan yang membawa tools AI mereka sendiri ke tempat kerja, pemimpin perusahaan berada di posisi yang sulit dari gangguan teknologi. Tentunya, hal itu dapat berdampak pada bisnis mereka.

Seperti dijelaskan oleh Ahmed Mazhari, President of Microsoft Asia bahwa perkembangan AI generatif di tempat kerja sangat luar biasa. Karyawan semakin cepat dan inovatif dalam mengadopsi teknologi ini, bahkan sebelum menunggu arahan dari perusahaan mereka.

“Terkait dengan perkembangan AI generatif yang begitu masif, para pemimpin perusahaan perlu lebih terbuka untuk mencoba dengan cepat agar bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri tempat mereka bekerja,” kata Mazhari.

Laporan Indeks Tren Kerja mengungkapkan tiga wawasan penting yang perlu diketahui oleh setiap pemimpin perusahaan dan profesional di Asia Pasifik mengenai bagaimana AI memengaruhi pekerjaan dan pasar kerja di tahun-tahun mendatang:

Karyawan menginginkan AI di tempat kerja

Di tempat kerja, sebanyak 83% profesional di Asia Pasifik telah menggunakan AI. Banyak dari mereka yang berjuang untuk mengimbangi kecepatan dan volume pekerjaan, mengatakan bahwa AI menghemat waktu, dan meningkatkan kreativitas.

Meskipun 84% pemimpin di Asia Pasifik percaya bahwa perusahaan mereka perlu mengadopsi AI agar tetap kompetitif, 61% khawatir bahwa kepemimpinan mereka tidak memiliki rencana dan visi untuk mengimplementasikannya.

Hal ini menjadi salah satu faktor karyawan mengambil inisiatif sendiri. 79% pekerja AI di Asia Pasifik membawa dan menggunakan tools AI generatif mereka sendiri ke tempat kerja, sehingga mereka kehilangan manfaat dari penggunaan AI dalam skala besar.

Selain itu, langkah yang mereka lakukan juga membahayakan data perusahaan. Padahal pemimpin perusahaan sebenarnya dapat memanfaatkan momentum AI ini sebagai investasi untuk jangka panjang.

Bagi karyawan, AI meningkatkan standar dan mendobrak batasan karier:

Mayoritas pemimpin perusahaan di global (55%) khawatir tentang ketersediaan talenta yang cukup untuk mengisi berbagai posisi di tahun ini, terutama di bidang keamanan siber, teknik, dan desain kreatif.

Tercatat, 76% pemimpin peruasahaan di Asia Pasifik mengatakan bahwa mereka lebih memilih mempekerjakan kandidat yang kurang berpengalaman namun memiliki keterampilan AI daripada kandidat yang lebih berpengalaman namun tidak memiliki keterampilan tersebut. 

Sejak akhir tahun lalu, LinkedIn juga telah melihat adanya peningkatan hingga 142x lipat, di mana membernya secara global telah menambahkan keterampilan AI, seperti ChatGPT dan Copilot ke profil LinkedIn mereka.

Penyebutan AI alias kecerdasan buatan dalam postingan lowongan kerja di LinkedIn juga meningkatkan pertumbuhan aplikasi sebesar 17%. Hal ini tentunya memberikan gambaran bahwa keterampilan AI memang benar-benar sangat dibutuhkan.

Kebangkitkan pengguna AI, dan masa depannya

Pengguna AI dari Microsoft telah mengubah orientasi hari kerja mereka, menghemat 30 menit per hari. 88% pengguna di APAC menjalankan hari kerja mereka dengan AI, menggunakan AI untuk memulai pagi dan menyiapkan diri untuk hari kerja berikutnya.

“Kawasan Asia Pasifik benar-benar bisa menyaksikan perubahan transformatif di tempat kerja karena AI. Hal ini yang mendorong kebutuhan akan pendekatan bisnis yang baru,” kata Feon Ang, Managing Director, Asia Pacific, LinkedIn. “

Dengan pesatnya perkembangan ekosistem kita, para pemimpin yang memprioritaskan fleksibilitas dan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan akan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan membina tenaga kerja yang siap menghadapi AI.

Sebanyak 76% pemimpin perusahaan di Asia Pasifik bersedia merekrut seseorang yang mungkin kurang berpengalaman dalam AI, namun memiliki kemauan untuk mengembangkan dirinya dengan keterampilan AI.

“Oleh karena itu, hal ini menekankan urgensi dan pentingnya bagi para profesional untuk fokus pada peningkatan kemampuan AI yang harus mereka miliki. Caranya, bisa di dapatkan melalui pelatihan dan keterampilan,” pungkas Feon Ang. 

Avatar photo

Eko Lanue Ardie

co-Founder & Pimpinan Redaksi nativzen (www.nativzen.com); Jurnalis di industri teknologi dan gadget yang sudah berkecimpung sejak 2010.

Advertising Area
Advertising Area

Your Header Sidebar area is currently empty. Hurry up and add some widgets.