NativZen
Advertising Area

Ini Langkah Blibli, tiket.com & Tinkerlust dalam Program Sustainability

Program ini merupakan komitmen di dunia bisnis yang Berkelanjutan dan didukung penuh dari karyawan, konsumen maupun mitra dari setiap perusahaan.

Advertising Area

NATIVZEN.com – GDP Venture, kembali menggelar acara bincang-bincang bisnis bertajuk Power Lunch. Kali ini, tema yang diangkat dalam diskusi tersebut adalah “Sustainable Futures: Innovating for a Sustainable Indonesia”.

Acara yang digelar di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta, (30/07) itu menghadirkan tiga nara sumber, yakni Lisa Widodo – Co-Founder & COO, Blibli, Gaery Undarsa – Co-Founder & CMO tiket.com dan Aliya Amitra – Founder & COO Tinkerlust.  

Dalam upaya mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan di Indonesia, tiga perusahaan rintisan terkemuka dibawah GDP Venture yaitu Blibli, tiket.com, dan Tinkerlust, berkomitmen untuk mengintegrasikan praktik keberlanjutan dalam setiap aspek bisnis mereka.

Sustainability atau keberlanjutan dalam bisnis adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) ke dalam operasi bisnis dan telah menjadi salah satu topik paling penting dalam dunia bisnis saat ini.

Dengan berbagai tantangan lingkungan yang dihadapi dunia, mulai dari perubahan iklim hingga kelangkaan sumber daya alam, keberlanjutan tidak lagi menjadi pilihan, melainkan sebuah komitmen jangka panjang untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi lingkungan.

Blibli menjadi e-commerce pertama di Indonesia yang meluncurkan program keberlanjutan dengan payung program ESG bernama Blibli Tiket Action. Langkah ini selaras dengan misi untuk menjadi platform perdagangan dan gaya hidup omnichannel yang terpercaya.

Blibli Tiket Action berupaya menciptakan bisnis berkelanjutan yang melibatkan karyawan, pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung ekonomi, sosial, dan lingkungan yang positif.

“Blibli berfokus pada enam ranah utama dalam program berkelanjutan yaitu penggunaan sumber daya, pengelolaan limbah, emisi, privasi data, hubungan komunitas, serta pengembangan dan pembelajaran,” ujar Lisa Widodo – Co-Founder & COO, Blibli.

Ditambahkan oleh Lisa bahwa hingga saat ini, 95% dari kemasan yang digunakan Blibli adalah berbahan daur ulang dan berbasis kertas. Selain itu, Blibli telah menanam lebih dari 8.000 pohon untuk mengimbangi emisi karbon.

Dengan bekerja sama, perusahaan dari berbagai sektor dapat menciptakan dampak yang lebih besar dan lebih signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat. Blibli berkolaborasi dengan tiga pemangku kepentingan utama: karyawan, pelanggan dan mitra. 

“Untuk karyawan Blibli Tiket misalnya terdapat program Fashion Take Back di Hari Bumi 2024 limbah fesyen yang terdiri dari seragam dan pakaian bekas karyawan diolah oleh mitra ecopreneur lewat konsep sirkular ekonomi menjadi barang dengan nilai guna baru,” ucap Lisa.

Selain itu, karyawan juga terlibat dalam pengumpulan dan pendaurulangan sampah selama event perusahaan. Lisa juga mengatakan bahwa karyawan Blibli mendukung pengelolaan limbah dan keberlanjutan.

Sementara, untuk pelanggan, Blibli mengambil langkah proaktif dalam program Take Back atau pengembalian kemasan yang tidak terpakai untuk didaur ulang atau dikonversi menjadi bibit pohon (10 kemasan menjadi 1 bibit pohon).

“Langkah lain dalam hal keberlanjutan, Blibli juga mengajak mitra untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan dengan menyediakan opsi pengiriman menggunakan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon” ujar Lisa.

Tak berbeda dengan Blibli, tiket.com juga punya langkah menarik untuk meningkatkan kesadaran dalam hal sustainnability. tiket.com menerapkan dan meningkatakan kesadaran Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism) melalui fitur tiket Green.

“Fitur tiket Green menjadi inovasi terbaru dari tiket.com yang memberikan akses kepada konsumen untuk memilih akomodasi yang mengusung konsep keberlanjutan (sustainability),” ujar Gaery Undarsa – Co-Founder & CMO tiket.com

Ditambahkan oleh Gaery bahwa guna memahami pentingnya industri pariwisata berkelanjutan, standarisasi akomodasi berkelanjutan memainkan peran besar dalam mengarahkan akomodasi wisata menuju konsep green accommodation.

Hingga saat ini, Gaery juga mengatakan bahwa tiket.com telah menyediakan lebih dari 5.400 pilihan akomodasi di seluruh dunia, termasuk 700 pilihan akomodasi di Indonesia dan Asia Tenggara yang menerapkan sustainable tourism.

“Kami juga bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam program Jagoan Pariwisata untuk mengajak para pelaku usaha desa wisata meningkatkan kapabilitas usahanya agar usahanya lebih berkelanjutan (sustainable),” jelas Gaery.

Kehadiran tiket Green sejalan dengan komitmen tiket.com untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam merencanakan perjalanan dan petualangan yang lebih berkelanjutan, khususnya bagi Gen Z  yang diyakini memiliki kesadaran yang tinggi akan konsep keberlanjutan.

Di acara ini, Tinkerlust, platform marketplace yang menghubungkan para penggemar fesyen dengan pembeli untuk berjualan dan membeli barang-barang fesyen bermerek bekas layak pakai (fashion preloved), berkomitmen untuk berkontribusi pada pengurangan limbah fesyen.

“Empat pelaku industri yang mempengaruhi industri fashion meliputi pemerintah, NGO, desainer lokal, dan marketplace terpercaya. Melalui Tinkerlust, kami juga berperan dalam inisiatif keberlanjutan,” ujar Aliya Amitra – Founder & COO Tinkerlust.

Aliya menambahkan bahwa dalam inisiatif ini Tinkerlust memberikan kesadaran mengenai decluttering, merilis white paper tentang keberlanjutan fashion di Indonesia, dan bermitra dengan desainer lokal untuk meng-upcycle barang-barang preloved.

“Kami berharap upaya ini dapat secara signifikan mengurangi limbah fesyen dan mendorong perubahan positif dalam industri fesyen sehingga mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam gerakan keberlanjutan ini,” tambah Aliya.

Untuk menerapkan keberlanjutan secara efektif, perusahaan memang harus menetapkan tujuan keberlanjutan yang jelas dan terukur, mengintegrasikan strategi, menerapkan praktik-praktik terbaik dalam keberlanjutan, dan menjamin transparansi, dan membangun kolaborasi.

Tak kalah penting juga, mereka harus bisa membangun kolaborasi serta melakukan evaluasi kinerja yang komprehensif. Langkah-langkah ini akan memastikan bahwa inisiatif keberlanjutan tidak hanya berjalan dengan baik, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Avatar photo

Eko Lanue Ardie

co-Founder & Pimpinan Redaksi nativzen (www.nativzen.com); Jurnalis di industri teknologi dan gadget yang sudah berkecimpung sejak 2010.

Advertising Area
Advertising Area

Your Header Sidebar area is currently empty. Hurry up and add some widgets.