NATIVZEN.com – PT Daikin Industries Indonesia (DIID) sebagian bagian dari jaringan operasional global DAIKIN resmi menyelesaikan pembangunan pabriknya yang berlokasi di Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang.
Ini merupakan pabrik AC full-scale pertama di Indonesia yang seluruh proses mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk siap jual dilakukan di dalam negeri. Hadir dalam agenda kunjungan pabrik, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada tanggal 12 Desember 2024 lalu.
Menteri Faisol mengungkapkan apresiasinya terhadap langkah DAIKIN dalam mendukung perkembangan industri manufaktur Tanah Air. Menurutnya, satu hal yang menarik dari produk AC adalah adanya instrumen regulasi tentang penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Ini diatur melalui Permenperin No 34 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan SNI Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mesin Cuci. Hal ini diterapkan dengan tujuan meningkatkan kualitas produk hingga mengurangi ketergantungan pada produk impor.
“Pembangunan pabrik skala penuh DAIKIN ini adalah wujud nyata sinergi positif antara sektor swasta dan pemerintah dalam mencapai tujuan bersama,” ucap Faisol melalui rilis yang diterima oleh nativzen.com.
Tujuan bersama yang dimaksud oleh Wakil Menteri Perindustrian ini adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar manufaktur global.
“Kami juga melihat sendiri bagaimana DAIKIN benar-benar berkomitmen untuk mencapai TKDN dan upaya mencapai proses produksi yang menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Kami berharap langkah DAIKIN dapat menginspirasi perusahaan lainnya,” tambah Faisol.
Pabrik yang mulai dibangun pada Desember tahun 2022 ini dirancang untuk memenuhi standar kualitas DAIKIN Global di Jepang dengan mengintegrasikan pengalaman 100 tahun DAIKIN dalam industri tata udara dan keahlian dari tenaga kerja dalam negeri.
“Sebagai pabrik AC skala penuh pertama, seluruh proses produksi, mulai dari pemilihan dan pengolahan bahan baku hingga produk siap jual dilakukan di Indonesia,” ujar Presiden Direktur DIID Khamhaeng Boonthavee.
Setiap tahap tersebut dijelaskan oleh Boonthavee, akan diawasi dan dijalankan sesuai dengan standar DAIKIN Global di Jepang untuk memastikan kualitas terbaik yang memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia.
Boonthavee menambahkan bahwa fasilitas produksi dengan total investasi mencapai Rp 3,3 triliun ini mengadopsi sejumlah inisiatif keberlanjutan. Pertama, dalam hal arsitektur, DAIKIN menerapkan desain fasad yang mengurangi radiasi matahari, serta kaca LOW-E dan isolasi atap untuk mengurangi beban panas.
Kedua, dalam hal peralatan, DAIKIN memastikan pemanfaatan AC dengan efisiensi tinggi, penggunaan panel surya untuk pembangkit listrik, serta sistem ventilasi untuk pemulihan panas. Ketiga, dalam hal operasional, DAIKIN mengembangkan sistem untuk pemantauan penggunaan energi di seluruh bagian pabrik.
Sementara itu, Direktur DIID Budi Mulia menambahkan, fasilitas produksi yang berdiri di atas lahan seluas 20 ha ini telah memenuhi berbagai persyaratan seperti Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), Standar Nasional Indonesia (SNI), dan Sertifikat Hemat Energi (SHE).
“Seturut dengan komitmen DAIKIN pada program TKDN, dengan keberadaan pabrik ini, kami menetapkan target untuk mencapai tingkat TKDN hingga lebih dari 40% di tahun 2025 nanti,” ujar Budi Mulia.
Lebih lanjut Budi Mulia menyatakan, saat ini pabrik sudah memulai produksi massal dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 1,5 juta unit. Diharapkan, dapat segera memperkenalkan AC DAIKIN buatan Indonesia bagi masyarakat luas pada pertengahan 2025 nanti.