NATIVZEN.com – Teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi tren saat ini yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar para siswa hingga tujuan bisnis. Kecanggihan AI memang tidak perlu diragukan lagi untuk mempercepat analisis sekumpulan informasi (big data) dan sebagai alat bantu bagi pekerjaan di sektor kreatif.
Demi menyambut visi Indonesia Emas 2045, saat ini generasi muda yang telah akrab dengan teknologi digital, khususnya para siswa SD hingga SMA/SMK akan lebih memperdalam keilmuan tentang AI melalui implementasi kurikulum AI dan Coding.
Seperti diketahui, Kurikulum AI dan coding diumumkan oleh Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka. Ketika itu, Wapres mengungkap bahwa kurikulum AI akan mulai diterapkan pada tahun ajaran baru di berbagai jenjang pendidikan.

“Beberapa hari lalu kita ratas (rapat terbatas) ada Pak Menteri Pendidikan juga, nanti di tahun ajaran baru kita mulai memasukkan kurikulum AI, pelajaran AI di SD, SMP, SMA, SMK juga,” ujar Gibran saat menghadiri acara “Creative Job Opportunity with AI” di Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Jumat (02/05), dikutip dari Antaranews.
Mantan Walikota Solo tersebut juga mengungkapkan bahwa teknologi AI tidak akan menggantikan manusia, namun manusia yang tidak memanfaatkan AI akan kalah bersaing dengan mereka yang menggunakannya.
Menuju Indonesia Emas 2045
Visi Indonesia Emas 2045 yang digagas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 9 Mei 2019 merupakan cita-cita besar bangsa ini menjadi negara yang maju, adil dan makmur.
Transformasi pendidikan dinilai menjadi aspek krusial dalam merealisasikan visi tersebut. Sebab, untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan kompetitif, sistem pendidikan di Indonesia harus beradaptasi dengan inovasi teknologi.
Inovasi teknologi dalam hal ini termasuk penerapan kurikulum berbasis deep learning. Pendekatan ini memungkinkan siswa agar tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengasah kemampuan analitis hingga menyelesaikan permasalahan rumit dengan pendekatan berbasis kecerdasan buatan.
Deep Learning diperlukan dalam proses mewujudkan Indonesia emas 2045, karena dunia mengalami perubahan dengan cepat, di mana banyak pekerjaan lama yang boleh jadi hilang dan muncul pekerjaan baru yang membutuhkan penguasaan terhadap teknologi canggih.
Apabila anak-anak Indonesia tidak dibekali pengetahuan tentang teknologi terbaru, mereka bisa saja tertinggal. Dengan demikian, penting bagi institusi pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga universitas di Indonesia untuk mengajarkan dasar-dasar AI maupun deep learning untuk para siswa.
Meskipun penting, memasukkan mata pelajaran yang berkaitan dengan AI ke dalam pendidikan nasional bukan hal yang mudah. Beberapa tantangan utama yang harus dihadapi antara lain:
- Ketersediaan Guru yang Kompeten
Tidak semua guru memiliki latar belakang teknologi atau pemahaman tentang AI. Perlu pelatihan dan pengembangan kapasitas guru secara masif. - Kesenjangan Fasilitas Teknologi
Sekolah di daerah terpencil masih menghadapi kendala akses listrik, internet, dan perangkat komputer, yang menjadi prasyarat utama pembelajaran AI. - Kurikulum yang Masih Padat
Menambahkan materi baru seperti AI perlu perencanaan matang agar tidak menambah beban siswa, melainkan terintegrasi secara kontekstual dalam mata pelajaran yang relevan. - Aspek Etika dan Keamanan Data
Pendidikan AI harus disertai pemahaman mengenai etika penggunaan, hak privasi, dan potensi penyalahgunaan teknologi.
Menuju Pendidikan Masa Depan
Memasukkan AI ke dalam kurikulum bukan hanya soal mengajarkan teknologi, tetapi juga membentuk pola pikir adaptif, melek teknologi, dan bertanggung jawab. Negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Singapura memulai langkah serupa lebih dulu dan Indonesia tidak boleh tertinggal.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan, transformasi kurikulum berbasis AI diharpkan bisa menjadi menjadi kunci dalam mencetak generasi yang siap bersaing di masa depan.
Penulis: Ahmad Luthfi







