NativZen
Advertising Area

Jika Grab dan Goto Merger, Apa Dampak Bagi Driver dan Konsumen?

Jika terlaksana, merger Grab dan GoTo akan menguasai lebih dari 90% pasar ride-hailing di Indonesia.

Advertising Area

NATIVZEN.com – Kabar akuisisi GoTo oleh Grab kembali muncul sejak informasi ini bergulir awal 2025. Laporan Reuters mengungkap, Grab sedang dalam pembicaraan mengakuisisi GoTo dengan nilai transaksi yang diperkirakan mencapai sekitar US$ 7 miliar.

Pembicaraan ini diperkirakan akan mencapai kesepakatan pada kuartal kedua 2025, di mana akuisisi ini akan mencakup sebagian besar operasi GoTo di Indonesia dan Singapura, namun tidak termasuk unit layanan keuangan GoTo.

Terkait dengan kabar merger tersebut, GoTo telah memberikan klarifikasinya melalui Sekretaris Perusahaan GoTo, RA Koesoemohadiani. Ia mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan dengan pihak manapun terkait transaksi merger atau akuisisi.

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa berita tersebut berdasarkan spekulasi dan tidak berdampak pada operasional perusahaan. Apabila akuisisi ini benar terjadi, dampaknya terhadap industri teknologi dan transportasi online di Indonesia dinilai signifikan.

Merger Grab dan GoTo akan menguasai lebih dari 90% pasar ride-hailing di Indonesia. Ini tentunya akan berpotensi menimbulkan kekhawatiran tentang praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Dampak Bagi Driver Ojek Online (Ojol)

Merger umumnya disertai efisiensi jumlah mitra. Artinya, banyak driver Gojek atau Grab berpotensi akan kehilangan akses ke platform karena dianggap “berlebihan” atau tidak memenuhi kriteria tertentu.

Sementara itu, menurut Andi Kristiyanto, Ketua Presidium KON, merger ini dapat memberikan dampak yang beragam. “Ada kekhawatiran bahwa kebijakan baru perusahaan hasil merger ini akan mempengaruhi pendapatan mereka,” ungkap Andi dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (10/5).

Lebih lanjut ia mengatakan, mitra pengemudi adalah pihak yang dirugikan jika merger ini terjadi. “Mitra pengemudi, baik ojek online maupun taksi online, juga berisiko menghadapi sistem yang lebih ketat dalam pemberian order dan penentuan tarif,” jelasnya.

KON mendesak pemerintah untuk hadir sebagai regulator dan sebagai pengawas untuk menyelamatkan penyelenggaraan bisnis transportasi online. Meski ada dampak negatif bagi mitra ojol, merger ini boleh jadi memudahkan driver, sehingga mereka tidak perlu lagi menggunakan dua aplikasi berbeda (Grab dan Gojek).

Dampak Terhadap Konsumen

Ekonom CELIOS, Nailul Huda, mengingatkan bahwa penggabungan ini dapat menciptakan dominasi pasar yang akan merugikan konsumen. Dengan lebih dari 80% pangsa pasar di Indonesia dikuasai Grab dan Gojek, merger ini bisa mengakibatkan dominasi oleh salah satu pemain tunggal.

Hal tersebut berpotensi menyebabkan kenaikan harga dan berkurangnya pilihan layanan. Selain itu, jika merger dilakukan, di mana praktek monopoli akan terjadi, maka strategi promosi bisa saja dihentikan atau dikurangi karena tidak ada lagi tekanan kompetitor.

Dengan demikian, merger berpotensi akan menghilangkan voucher, diskon, dan cashback bagi konsumen. Tidak hanya itu, penggabungan dua ekosistem besar akan mengonsolidasikan data pengguna dalam jumlah besar.

Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran privasi dan keamanan data, apalagi jika digunakan untuk tujuan komersial. Terkait dampak positif, satu ekosistem diharapkan membawa kemudahan bagi pelanggan untuk berbagai jenis layanan.

Tak hanya akses transportasi, jenis layanan lainnya seperti pengantaran makanan, belanja online, pembayaran digital, dan layanan keuangan tersaji dalam satu aplikasi atau sistem terintegrasi. Selain itu, aplikasi diharapkan lebih stabil karena penggabungan infrastruktur teknologi dan data.

Penulis: Ahmad Luthfi

Avatar photo

Eko Lanue Ardie

co-Founder & Pimpinan Redaksi nativzen (www.nativzen.com); Jurnalis di industri teknologi dan gadget yang sudah berkecimpung sejak 2010.

Advertising Area
Advertising Area

Your Header Sidebar area is currently empty. Hurry up and add some widgets.