NATIVZEN.com – Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pasar e-commerce paling panas di dunia. Riset terbaru YouGov menempatkan Indonesia di peringkat kedua dari 55 negara global dalam hal preferensi belanja online, hanya kalah dari Tiongkok dan mengungguli India.
Meski antusias, konsumen Indonesia ternyata juga sangat berhitung soal value for money. Mereka aktif mencari promo, mempertimbangkan ongkos kirim, dan menuntut harga terjangkau dengan layanan yang cepat serta berkualitas.
“Konsumen Indonesia kini lebih cerdas, selektif, dan menuntut value for money yang lebih besar, kecepatan pengiriman, serta personalisasi. Platform dan penjual harus cepat beradaptasi dengan ekspektasi ini,” ujar Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia & India.

Promo dan Gratis Ongkir Jadi Magnet
- 79% konsumen online di Indonesia selalu mencari promo.
- Gratis ongkir adalah insentif paling populer sekaligus solusi atas kekhawatiran ongkos kirim tinggi.
- Dua dari tiga konsumen juga menyebut waktu pengiriman yang lama sebagai kendala terbesar.
Perubahan Tren Belanja
Dalam empat tahun terakhir, belanja online di kategori baju & sepatu naik 18%, sementara musik, video, dan buku naik 15%. Marketplace masih jadi kanal utama penemuan produk, tapi preferensi berikutnya berbeda menurut generasi:
- Gen Z → influencer
- Millennials → ulasan produk
- Gen X → rekomendasi keluarga/teman
Video Online Dorong Intensi Belanja
Tak kalah menarik untuk diketahui bersama, YouGov juga menyoroti besarnya pengaruh video online terhadap perilaku belanja. Konten hiburan, komedi, dan kuliner paling digemari, dengan variasi minat per generasi:
- Gen Z → fesyen & kecantikan
- Millennials → bisnis & keuangan
- Gen X → kesehatan & kebugaran
Konten video dinilai sangat begitu efektif untuk mendorong transaksi, mulai dari promosi bahan makanan lewat konten kuliner hingga produk fesyen yang diselipkan dalam konten-konten dengan tema kecantikan.
Sebagai informasi tambahan, riset ini menggunakan data dari lebih dari 5.000 konsumen Indonesia dan ratusan ribu responden global, mencakup perilaku belanja, preferensi promosi, hingga konsumsi konten.







