NATIVZEN.com – Dunia digital makin canggih, tapi ancamannya juga makin mengkhawatirkan. Microsoft baru saja merilis Digital Defense Report 2025, dan hasilnya cukup bikin waspada — terutama buat kita yang hidupnya tidak jauh dari smartphone, laptop, dan internet 24/7.
Menurut laporan tersebut, 52% serangan siber di dunia dilakukan demi uang, dan 80% insiden yang ditangani Microsoft berkaitan dengan pencurian data. Jadi kalau masih merasa “ah, data gue nggak penting”, mungkin sudah waktunya upgrade cara pikir.
Satu fakta yang bikin kaget: 97% serangan identitas terjadi karena password ditebak secara massal. Yup, bayangkan hacker menebak password jutaan akun sekaligus — dan banyak yang berhasil karena password masih “123456”, “qwerty”, atau nama pacar.

Posisi Indonesia di Peta Siber Asia
Indonesia masuk peringkat ke-12 negara dengan aktivitas siber tertinggi di Asia Pasifik — menyumbang 3,6% serangan kawasan. Salah satu serangan yang banyak terjadi? Malware Lumma Stealer, yang sudah menyerang 14 ribu perangkat di Indonesia hanya dalam enam bulan pertama 2025.
“Kita tentunya merasakan bersama bahwa ekonomi digital Indonesia maju pesat, tapi keamanannya harus ikut naik level,” ujar Dharma Simorangkir, President Director Microsoft Indonesia.
Dengan kata lain, Dharma ingin menegaskan bahwa makin digital hidup kita, makin besar tanggung jawab untuk menjaga data pribadi, terutama yang tersimpan pada perangkat mobile, seperti smartphone, tablet, dan notebook.
Ancaman Siber yang Lagi Tren
Microsoft sejauh ini telah mencatat ada tiga tren besar yang harus diperhatikan terkait dengan ancaman siber:
- Serangan berbasis identitas naik 32%: Password spray & token abuse makin sering. Solusi? MFA (multi-factor authentication) — bisa mencegah hingga 99% serangan.
- Ransomware makin pintar: Nggak cuma nge-lock data, tapi juga mencuri dulu buat diperas. Target favorit: rumah sakit, kampus, dan pemda.
- Infostealer makin jadi pintu masuk hacker: Malware ini diam-diam nyedot password & data login lewat iklan palsu atau hasil pencarian palsu.
AI: Senjata Ganda — Bisa Lindungi, Bisa Rusak
Seperti yang kita tahu, AI alias kecerdasan buatan juga terus berkembang. Namun, tak sedikit yang merasakan bahwa teknologi ini sekarang jadi pedang bermata dua. Hacker pakai AI untuk membuat:
- bikin phishing yang keliatan legit (tingkat klik naik jadi 54%!)
- mempercepat cari celah keamanan
- nge-spam serangan lebih masif
Tapi AI juga bisa menjadi tameng lewat tools seperti Microsoft Security Copilot dan Sentinel, yang bisa mendeteksi serangan dalam hitungan detik. Oleh karena itu, AI itu bukan jahat, ini tergantung siapa yang menggunakan teknologi tersebut.
Tips Anti-Hack Biar Data Aman
Microsoft kasih lima langkah simpel yang bisa dimulai dari sekarang:
- Aktifkan MFA
- Batasi akses & permission
- Rutin update sistem & aplikasi
- Tingkatkan literasi keamanan digital
- Gunakan AI secara aman & bertanggung jawab
Oleh karena itu, jangan asal klik link, jangan sembarangan install aplikasi, dan jangan pakai password yang mudah ditebak. Dunia digital 2025 semakin seru, tapi juga semakin liar.
Kabar baiknya, kita bisa tetap aman kalau lebih “aware” dengan keamanan digital.







