NATIVZEN.com – DeepSeek, perusahaan AI asal Tiongkok, tengah membuat gebrakan besar dalam kecerdasan buatan. Pada awal tahun ini mereka telah meluncurkan DeepSeek R1, sebuah model bahasa yang canggih.
Model ini bersifat open-source dan terjangkau, sehingga menjadikannya pesaing kuat bagi model-model unggulan seperti ChatGPT. Keberhasilan DeepSeek menantang keunggulan AS dalam pengembangan AI dan mengirimkan gelombang kejut ke seluruh industri teknologi global.
Apa itu DeepSeek R1?
DeepSeek R1 adalah jenis model AI baru yang dibuat untuk berpikir dan memecahkan masalah lebih seperti manusia. Alih-alih hanya menggunakan sejumlah besar data, model ini belajar secara real time, mengenali pola, dan meningkatkan kemampuannya sendiri.
Hal ini membuatnya lebih cerdas dan lebih mandiri, sehingga AI semakin mendekati penalaran seperti manusia yang sebenarnya. Sifat open-source DeepSeek R1 dan fokus pada efisiensi biaya menawarkan kontras yang mencolok dengan raksasa AI dari Barat.
Arsitektur DeepSeek R1 menggabungkan efisiensi dan kecerdasan, yang menetapkan tolok ukur baru untuk kinerja AI. Sementara model AI tradisional membutuhkan daya komputasi yang terbilang sangat besar.
DeepSeek mengoptimalkan jaringan sarafnya untuk mencapai akurasi yang lebih tinggi dengan sumber daya yang lebih sedikit. Efisiensi ini sangat penting untuk industri seperti perawatan kesehatan, keuangan, keamanan siber, dan sistem otonom.
Dengan memanfaatkan kerangka kerja pembelajaran mandiri, DeepSeek mampu mengurangi ketergantungan pada pemrograman manual yang ekstensif, sehingga lebih mudah beradaptasi di berbagai industri.
DeepSeek Lebih Unggul Dibandingkan ChatGPT
Fitur utama DeepSeek R1 adalah sepenuhnya open-source. Tidak seperti model OpenAI seperti ChatGPT, yang memiliki batasan. Ya, kode DeepSeek R1 bisa digunakan secara cuma-cuma alias gratis dan dikembangkan oleh siapa saja.
Pendekatan terbuka ini tentunya akan membantu teknologi AI alias kecerdasan buatan bisa tumbuh lebih cepat dengan memungkinkan pengembang di seluruh dunia untuk meningkatkan dan mengembangkannya lebih optimal lagi.
AI open-source juga penting karena memberi semua orang akses ke teknologi canggih, bukan hanya perusahaan besar. Ini membantu pengembang meningkatkan dan menyesuaikan AI, menjadikannya lebih baik untuk semua orang.
Menjadikannya terbuka alias open-source juga membangun kepercayaan dan mendorong kerja sama tim bagi mereka yang bergelut dalam dunia pengembangan aplikasi, sehingga mengarah pada kemajuan yang lebih cepat dalam perkembangan AI.
Strategi Pengembangan AI yang Disruptif dari DeepSeek
Strategi DeepSeek dalam mengembangkan model AI yang kuat dengan sumber daya yang terbatas membedakannya dari para pesaingnya. Model R1, dengan hanya 671 miliar parameter, secara signifikan lebih kecil daripada para pesaingnya.
Hanya 37 miliar parameter yang diaktifkan selama penggunaan, mengoptimalkan sumber daya komputasi. Model tersebut dilatih hanya dengan US$ 5,6 juta, jauh lebih sedikit daripada investasi multi-miliar dolar yang dilakukan oleh OpenAI dan Google.
Dampak finansial dari kemunculan DeepSeek sangat signifikan. Setelah pengumuman tersebut, Indeks Komposit Nasdaq turun lebih dari 3%, dengan perusahaan teknologi besar AS, termasuk Nvidia, Oracle, dan Dell, mengalami kerugian besar.
DeepSeek telah menarik perhatian karena menciptakan model AI yang kuat dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada perusahaan teknologi besar di Silicon Valley. Dalam pengembangan AI, sejumlah perusahaan Barat mengandalkan GPU Nvidia yang mahal.
Berbeda dengan DeepSeek, yang menemukan cara lebih efisien untuk melatih AI-nya. Sebelum aturan ekspor AS diperketat, perusahaan tersebut mengumpulkan ribuan GPU Nvidia, yang memberinya keuntungan besar dalam hal daya komputasi.
Siapa Pencipta DeepSeek?
Sebagian besar keberhasilan DeepSeek dapat dikaitkan dengan pendirinya yang visioner, Liang Wenfeng. Lahir pada tahun 1985, Liang mempelajari teknik informasi di Universitas Zhejiang sebelum memulai DeepSeek pada tahun 2023.
Penekanan Liang pada penelitian AI yang terbuka (open-source) dan inovasi orisinalnya membedakan DeepSeek dari banyak perusahaan teknologi Tiongkok lainnya, yang sering kali berfokus pada adaptasi teknologi yang ada.
DeepSeek sendiri beroperasi sebagai perusahaan rintisan alias startup. Timnya terdiri dari sejumlah lulusan yang sangat terampil dari universitas-universitas terkemuka di Tiongkok, termasuk Tsinghua dan Peking.
DeepSeek menyusun struktur organisasinya seperti startup kebanyakan, tetapi mampu mendorong fleksibilitas dan inovasi yang cepat. Pengembangan model DeepSeek R1 melibatkan sekitar 200 peneliti, yang menyoroti pendekatan kolaboratif terhadap pengembangan AI
Kini, keberhasilan DeepSeek pun mampu menantang kepercayaan tradisional yang mengatakan bahwa pengembangan AI mutakhir memerlukan investasi finansial yang besar. Seperti yang telah disebutkan, pengembangan DeepSeek hanya US$ 5,6 juta.
Dengan angka pengembangan sebesar itu, DeepSeek telah menunjukkan bahwa metode pelatihan AI yang efisien dapat menyaingi proyek bernilai miliaran dolar dari raksasa teknologi Barat, seperti OpenAI dan Google.
Hal ini pun menyebabkan skeptisisme investor mengenai strategi AI Silicon Valley yang menghabiskan banyak biaya. Juga timbul pertanyaan, apakah perusahaan AS berinvestasi berlebihan dalam pengembangan AI?
Ya, miliaran dolar telah lenyap dari pasar karena investor panik atas keberhasilan DeepSeek. Kini, DeepSeek mampu mencuri perhatian banyak pengembang aplikasi dan juga penggemar teknologi modern, khususnya AI. Bagaimana menurut kamu?