NativZen
Advertising Area

IBM Bikin AI untuk Prediksi Krisis Pangan dan Energi di Asia Tenggara

Melalui proyek ini, IBM dan NREL bakal mengembangkan sistem data pintar bernama Community Associated Knowledge Environment (CAKE).

Advertising Area

NATIVZEN.com – IBM kembali membuktikan bahwa AI bukan cuma urusan robot dan data science di laboratorium. Lewat kolaborasi barunya dengan National Renewable Energy Laboratory (NREL), IBM resmi meluncurkan inisiatif berbasis AI dan hybrid cloud untuk memperkuat rantai pasok di Singapura dan Indonesia.

Proyek ini merupakan bagian dari program IBM Impact Accelerator. Ini adalah sebuah inisiatif sosial pro bono yang dirancang untuk membantu organisasi dan pemerintah menggunakan AI alias kecerdasan buatan demi menghadapi tantangan lingkungan dan ekonomi nyata.

Melalui proyek ini, IBM dan NREL bakal mengembangkan sistem data pintar bernama Community Associated Knowledge Environment (CAKE), sebuah “data room” generasi baru yang menggabungkan data pangan, energi, dan air.

Dengan platform ini, pembuat kebijakan, LSM, hingga pelaku bisnis dapat dengan lebih mudah dan cepat dalam memantau dan mengambil keputusan berbasis data real-time dari rantai pasok yang saling terkoneksi.

“Kami ingin membangun sistem manajemen data yang tangguh dan skalabel agar rantai pasok bisa lebih efisien dan berkelanjutan. AI bukan cuma alat analisis, tetapi ini fondasi baru untuk pengambilan keputusan cerdas di dunia nyata,” ujar ” ujar Doug Arent, Executive Director, NREL Foundation

Fokus di Indonesia dan Singapura

Pilot project ini akan dimulai di Indonesia dan Singapura sebelum diperluas ke seluruh Asia Tenggara. IBM menilai kedua negara ini berada di garis depan dalam transformasi digital kawasan, terutama dalam menghadapi tantangan rantai pasok energi dan pangan.

“Kawasan Asia Tenggara sedang bergerak cepat menuju masa depan digital. Lewat kolaborasi ini, kami ingin memperkuat fondasi teknologi dan mendorong pembangunan berkelanjutan,” jelas Catherine Lian, General Manager IBM ASEAN.

Dari Ide ke Aksi

Proyek ini akan berjalan selama dua tahun dan dibagi menjadi dua fase. Di fase pertama, IBM menggunakan pendekatan IBM Garage, yaitu metode kolaboratif untuk mempercepat pengembangan solusi digital — mulai dari pemetaan kebutuhan, perancangan, hingga implementasi.

Selanjutnya, pada fase kedua, tim IBM akan menyesuaikan teknologi dan sumber daya yang dikembangkan agar solusi yang dihasilkan bisa diterapkan secara langsung dan dikembangkan dengan skala lebih besar.

“Inisiatif ini menunjukkan bahwa AI kini hadir langsung di tengah masyarakat. Teknologi canggih bukan lagi milik laboratorium. AI kini digunakan untuk menyelesaikan masalah nyata, dari krisis pangan hingga rantai pasok energi,” ujar Justina Nixon-Saintil, Vice President and Chief Impact Officer IBM,

IBM sendiri juga berkomitmen untuuk menyalurkan hingga US$ 45 juta dalam bentuk bantuan teknologi dan layanan selama lima tahun ke depan untuk memperluas dampak sosial melalui IBM Impact Accelerator.

Hingga saat ini, program tersebut telah memberi manfaat yang cukup besar kepada lebih dari 2,5 juta orang di seluruh dunia lewat proyek-proyek energi bersih, pertanian berkelanjutan, hingga pengelolaan air.

Kolaborasi IBM dan NREL ini jadi bukti bahwa AI bukan cuma masa depan, tapi solusi masa kini. Dari supply chain hingga sustainability, teknologi kini punya peran nyata dalam menciptakan sistem yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Avatar photo

Eko Lanue Ardie

co-Founder & Pimpinan Redaksi nativzen (www.nativzen.com); Jurnalis di industri teknologi dan gadget yang sudah berkecimpung sejak 2010.

Advertising Area
Advertising Area

Your Header Sidebar area is currently empty. Hurry up and add some widgets.