NATIVZEN.com – Fenomena penipuan lowongan kerja di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh SEEK, perusahaan induk Jobstreet dan JobsDB, Indonesia tercatat sebagai negara dengan volume penipuan lowongan kerja tertinggi di Asia Pasifik.
Temuan ini dirilis bertepatan dengan International Fraud Awareness Week 2025. Menurut data SEEK, Indonesia menyumbang 38% dari total upaya job scam di Asia Pasifik dan 62% dari total penipuan lowongan kerja di kawasan Asia.

Job Scam Semakin Canggih: Sesuaikan Modus Berdasarkan Negara
Sistem deteksi internal SEEK menunjukkan bahwa para scammer tidak lagi menggunakan pola lama. Mereka menyesuaikan metode penipuan berdasarkan kondisi pasar kerja lokal, tingkat ekonomi masyarakat, dan tingkat kerentanan pencari kerja di tiap negara.
Untuk kawasan Asia, pekerjaan tingkat entry-level menjadi sasaran empuk. Tercatat, angkanya mencapai 29% lowongan palsu menyasar kategori ini. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan 17% di Australia dan Selandia Baru (ANZ).
“Para penipu kini semakin cerdas. Mereka telah memahami pasar yang ditargetkan dan memilih posisi pekerjaan dengan tingkat kerentanan yang tertinggi,” jelas Tom Rhind, Head of Trust & Safety SEEK.
Per Oktober 2025, ada lima kategori pekerjaan paling sering menjadi sasaran penipuan adalah:
- Administration & Office Support — 39,36%
- Manufacturing, Transport & Logistics — 21,06%
- Retail & Consumer Products — 12,23%
- Trades & Services — 7,98%
- Hospitality & Tourism — 5,74%
Selain itu, Jobstreet juga mengungkapkan bahwa posisi seperti admin toko online, admin e-commerce, data entry, hingga staff gudang adalah yang paling sering digunakan sebagai kedok penipuan untuk lowongan pekerjaan.
Menurut Tom Rhind, pekerjaan entry-level mudah dipalsukan karena tidak membutuhkan kualifikasi tinggi dan menawarkan iming-iming “cepat dapat kerja”. Oleh karena itu, jangan mudah untuk tertipu, dan cari tahu kebenarannya.
Dari Modus Like & Subscribe hingga Deposit Palsu
Scammer di Indonesia kini juga sering menggunakan AI untuk menciptakan iklan atau pesan lowongan palsu yang tampak profesional. Lebih ekstrem lagi, banyak yang menyamar sebagai Jobstreet dan menghubungi korban melalui aplikasi chat, SMS, hingga media sosial.
Modus yang paling sering muncul adalah tugas like/subscribe berbayar. Polanya korban diminta mengerjakan tugas mudah. Selanjutnya, pelaku akan memberikan “komisi kecil” untuk menarik kepercayaan.
Setelah korban merasa aman, scammer akan meminta deposit/top-up yang dijanjikan, dan nantinya bisa ditarik kembali. Namun, setelah dana masuk, seluruh akses dan kontak pelaku penipuan akan hilang.
“Kami melihat hubungan jelas antara job scam dengan kejahatan besar seperti TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang). Ini tidak lagi sekadar penipuan finansial,” kata Willem Najoan, Operations Director Indonesia Jobstreet by SEEK.
Dalam periode Juli 2024 – Juni 2025, SEEK telah memindai 100% dari 4,3 juta iklan lowongan yang masuk ke platform Asia Pasifik, dan hasilnya adalah:
- 3.600 perekrut ilegal ditolak sejak proses onboarding
- 650 akun perekrut ditutup karena terindikasi penipuan
- 2.800 iklan berisiko tinggi dihapus setelah investigasi
- 22.000 laporan kandidat ditindaklanjuti oleh tim Trust & Safety SEEK
Langkah-langkah ini menjadi upaya utama SEEK dalam menciptakan proses rekrutmen yang fair, aman, dan bebas eksploitasi.
Jobstreet Serukan #NextMillionJobs: Lawan Job Scam dengan Literasi Digital
Untuk melindungi pencari kerja, Jobstreet meluncurkan gerakan #NextMillionJobs yang berfokus pada edukasi anti-job scam, pentingnya menggunakan platform resmi, dan peningkatan keamanan proses rekrutmen perusahaan.
Tidak hanya sampai di situ, Jobstreet juga telah menyediakan Security & Privacy Hub. Ini adalah pusat informasi edukasi penipuan kerja dan panduan keamanan digital yang dapat diakses oleh semua orang.
Dengan meningkatnya intensitas scam dan penggunaan AI oleh pelaku, pencari kerja di Indonesia perlu lebih hati-hati. Selalu cek legalitas perusahaan, kebenaran situs dan email perekrut, dan jangan pernah melakukan pembayaran apa pun selama proses lamaran.
Jobstreet juga tidak pernah berhenti untuk memberikan edukasi dan menegaskan ke banyak orang, terutama para pencari kerja bahwa lowongan resmi tidak akan meminta deposit, biaya pendaftaran, atau top-up apa pun.







