NATIVZEN.com – Dalam laporan terbarunya bertajuk Monthly Indonesia Smartphone Tracker, Counterpoint memposisikan vivo di posisi pertama di pasar smartphone Indonesia pada kuartal pertama (Q1) 2024. Tercatat, vivo menguasai pangsa pasar 19,2%.
Ini adalah tahun ketiga bagi vivo yang berhasil mempertahankan kursinya di posisi pertama. Counterpoint menyebutkan bahwa keberhasilan vivo tidak lepas dari komitmen mereka untuk menyediakan saluran distribusi yang lebih baik dan strategi pemasaran yang agresif.
Seri Y, termasuk model baru Y100 dan Y03, mendorong pengiriman vivo. Promosi di channel online serta menggandeng brand fintech untuk promo cicilan, juga membantu vivo meningkatkan minat konsumen.
Sementara itu, Xiaomi tumbuh 55% YoY untuk naik ke posisi kedua. Selama kuartal pertama 2024, Counterpoint mencatat bahwa Xiaomi lebih mempercepat untuk meluncurkan smartphone baru, dan tentunya sambil menawarkan promosi harga.
Seri Redmi Note 13, Redmi A3, dan Xiaomi 14 termasuk di antara model populer yang diperkenalkan oleh Xiaomi selama kuartal tersebut. Selain itu, Xiaomi juga memimpin kisaran harga <US$ 200 dengan pangsa 21%.
Satu hal yang cukup mengejutkan adalah OPPO dan Samsung. Counterpoint menilai bahwa kedua pabrikan smartphone tersebut mengalami penurunan YoY. Hal ini akibat kurangnya pengiriman di segmen entry-level (<US$ 200).
Sementara itu, realme mengalami pengiriman yang lebih rendah di semua rentang harga. Seri realme 12 terbaru dinilai butuh waktu untuk dikembangkan pada kisaran harga yang lebih tinggi. Selain itu, realme juga belum merilis seri GT populernya dari tahun lalu.
Segmen kelas menengah (US$ 200 – US$ 399) tumbuh sebesar 37% YoY pada Q1 2024 hingga mencapai pangsa pasar 27%. Pertumbuhan tersebut didorong oleh Xiaomi, Samsung dan vivo, khususnya dengan penambahan model baru yang dihadirkan.
Counterpoint juga mencatat bahwa pengiriman ponsel pintar 5G tumbuh 77% YoY, mencapai pangsa pasar 29% dari keseluruhan pengiriman ponsel pintar. Pertumbuhan tersebut dipimpin oleh vivo dan OPPO dengan gabungan sebesar 39%.
Segmen US$ 200 – US$ 399 mengalami pertumbuhan terbesar, menyumbang 57% dari pengiriman 5G. Selain itu, OEM juga masih lebih getol mempertimbangkan untuk meluncurkan ponsel pintar 4G di pasar Indonesia karena lambatnya ekspansi 5G.